La La Land Concert Experience with Twillite Orchestra | cond. Addie MS | Vibraphone Player |

Konser La La Land bertajuk Live In Concert di Jiexpo Kemayoran pada tanggal 26 Juli 2025 sebanyak 2x penampilan sangat spektakuler dengan antusiasme penonton hampir memenuhi gedung Concert Hall. Garapan musik yang elok oleh musisi-musisi dari Twillite Orchestra yang dipimpin oleh maestro Addie MS, serasa membuat penonton larut dalam film yang banyak mendapatkan piala Oscar dalam berbagai kategori.



Justin Hurwitz merupakan komposer dan penulis asal Amerika Serikat yang dikenal luas atas kontribusinya dalam musik film La La Land (2016),di mana ia meraih dua Academy Awards untuk Musik Orisinal Terbaik dan Lagu Orisinal Terbaik ( City  of Stars ). Hurwitz juga memiliki  kolaborasi jangka panjang dengan sutradara Damien Chazelle,yang juga menggarap film-film seperti Whiplash dan First Man.

 

Konser dimulai  dari  Overture ( 1M1 ) seluruh pemain dengan perannya masing-masing memulai scoring musik film La La Land yang ditonton sekitar 1500 orang pada malam itu. Penulis memainkan Vibraphone pada perkusi section yang mana perannya cukup penting karena terdapat beberapa scene ( 1M13, 4M1, dll ) dimainkan secara solo (melodi diperankan sendirian). Tempo dan sukat yang sering berubah, bersamaan telinga harus mendengarkan Click/Metronome yang tersinkornisasi dengan Film, membuat konsentrasi harus cerdas dan tidak bisa di ganggu gugat.

Show 1 cukup sukses dengan total scoring sekitar 25 scene ( Act 1 dan Act 2 ) dengan antusias penonton yang bersorak merespon film dan musik secara berkelanjutan membuat semangat para musisi Twillite Orchestra semakin membara dan bergelora seperti genderang yang mau perang.(hehehe) Lanjut dengan show yang ke-2 ( Lets Do It !! ) tidak kalah seru Guys, penonton semakin memenuhi Concert Hall JiExpo Kemayoran. Gaya penampilan para penonton sangat nyentrik karena ber-Cosplay gaya Mia (Emma Stone) dan Sebastian (Ryan Gosling) dengan dress dan kemeja vintage 80an.



Pengalaman yang ke-2 kalinya setelah pada tahun 2015 pernah juga memainkan part ini dengan bermain vibraphone juga bersama Singgih Sanjaya Orkestra (SSO) dengan concuctor Erik Ohsner yang juga memimpin orchestra La La Land In Concert yang digelar di Hollywood Bowl. Saat itu permainan penulis masih belum semahir sekarang, jadi masih banyak yang perlu dibenahi kala itu sampai menjelang konser. Erik sempat bilang “ Hey Whats are u doing, tomorrow is show, if u not serious YOU OUT “ FUCK!! kubilang saat itu dalam hati, matilah awak nih. Kudu kerja keras mati2an ini. Yawis lah kataku, tak ada gading yang tak retak ibarat peribahasa yang membuat ane latihan lagi sampai darah berhenti mengalir.



VIBRAPHONE : MENGENAL TEKNIK DAN CARA BERMAIN

    Vibraphone telah mengalami peningkatan popularitas selama dekade terakhir. Bandingkan "seperti yang baru ditemukan" dan sebagian besar disebabkan oleh pemain lawas seperti Gary Burton, Milt Jackson, Mike Mainieri, dan David Friedman. Sementara para pemain ini (dan pemain yang sama dengan mereka) harus mencari dan berebut untuk menemukan pembelajaran dan literatur yang sesuai, dan akhirnya bagi pemula saat ini memiliki tugas yang jauh lebih mudah. Sayangnya banyak yang masih menggunakan materi dan solo yang sudah ketinggalan zaman. Kadang literatur marimba dan xylophone, meskipun menantang, tidak ditulis secara khusus untuk vibraphone dan tidak berfokus pada teknik vibraphone sendiri seperti teknik pedaling dan dampening.

Sumber: https://kontaktlibraries.com/wp-content/uploads/2016/05/VIBRAPHONEYAMAHAYV1600A-4.jpg

    Karena masalah teknis yang sulit, banyak literatur keyboard percussion standar yang tidak dapat digunakan. Seperti teknik sustain pedal, mallet dampening, hand dampening, penggunaan motor, lengkungan nada, vibrato mulut, dan permainan arco semuanya unik untuk vibraphone. Karena teknik ini dan suara yang dihasilkan, pemilihan bahan yang sesuai harus dilakukan benar dan hati-hati. Artikel ini akan mencoba menjelaskan berbagai teknik dan mengidentifikasi beberapa metode yang disusun dengan seksama dalam pemikiran dasar instrumen vibraphone. Pertama-tama saya ingin menjelaskan dan memperjelas teknik yang disebutkan di atas:

SUSTAIN PEDAL: Kekuatan sustain pada vibraphone terletak pada penahan getaran bilah, maka untuk menahan agar tidak terlalu lama gaungnya diperlukan dempaning pedal. Sebagai aturan yang sangat umum, pedal digunakan di antara pergantian akord atau frase. Pemain juga harus tahu kapan menggunakan pedal dan dimana dia harus menggunakannya, sama dengan pedal pada piano yang dapat memberikan efek yang berbeda.

MALLET DAMPENING: Simbol untuk meredam bilah adalah “X” dan penulisannya ada di atas not. Getaran nada yang lama harus dihentikan dengan menekan kepala mallet ke bilah saat nada dibunyikan. Tekanan mallet yang kuat membuat not setelahnya harus dapat menutupi dampak meredam dari not sebelumnya.

HAND DAMPENING: Pada dasarnya sama dengan meredam dengan mallet kecuali pemain menggunakan sisi bawah jari kelingking untuk menghentikan getaran pada bilah.

MOTOR: Banyak pemain modern saat ini tidak menggunakan motor sama sekali. Jika motor digunakan dalam pemilihan lagu, tentu saja harus mencoba untuk bereksperimen dengan berbagai kecepatan motor untuk menentukan yang paling tepat.

NOTE BENDING: Efek luar biasa ini membutuhkan sedikit latihan untuk menguasainya. Pukul nada dan kemudian untuk membengkokkan (melengkung) nada, letakkan kepala mallet (hard/rubber) di titik nodal (tempat tali melewati bilah). Tekan mallet karet tersebut ke dalam simpul dan tarik maleet ke arah kita. Ini akan memberikan efek nada yang dapat diturunkan atau dinaikkan. Seperti fungsi pada scroll keyboard.

MOUTH VIBRATO: Efek ini hanya akan bekerja pada nada atas instrumen. Setelah memukul salah satu nada atas, tempatkan mulut kita sekitar satu hingga dua inci di atas bilah. Dengan membuka dan menutup mulut kita, bilah akan merespons dengan jenis suara "vibrato a,i,u,e,o" (rongga mulut kira-kira seukuran resonator atas). Oleh karena itu, dengan membuka dan menutup mulut, intensitas suara dapat berkurang dan diperkuat.

ARCO: Geseklah bow contra bass atau cello di ujung bilah vibraphone. Ini akan menghasilkan suara yang sangat berbeda, harmonik yang paling terdengar. Seorang komposer akan meminta suara ini dengan menunjukkan "arco" pada part atau nada tertentu.

ONE-HAND DAMPENING: Setelah memukul nada, segera posisikan tangan yang sama untuk meredam bilah yang dipukul sebelumnya. Teknik ini perlu digunakan jika salah satu tangan sibuk dan tidak dapat digunakan untuk membantu tangan lainnya. Ini juga berguna untuk memainkan double stop (dua nada sekaligus), dengan tangan yang sama lalu pukul dua nada dan kemudian pindah kembali dengan meredam kedua nada tadi. Ini sangat efektif pada saat memainkan Multi-Percussion yang harus memainkan banyak alat namun hanya terbatas menggunakan dua tangan.

ONE HAND ROLL: Dengan pedal sustain di bawah, gunakan salah satu tangan untuk "memukulkan" mallet secara bolak-balik di antara dua not berbeda. Dengan sedikit latihan, teknik ini akan terdengar seperti roll yang halus dan akan membebaskan sisi yang lain untuk memainkan nada yang independen.

 

Sumber: Vibraphone: Technique, Methods, Solos Jim McKinney Vol 3, #4, p. 14 (Mar-Apr. 1998) [Complete article from BANDWORLD Magazine]